Sepertinya tidak ada satupun kota
dimana saja dibumi ini yang tidak terpasang ’’
( reklame ) Dari mulai kota -
kota metropolitan sampai dengan kota kecil sekalipun, reklame ini sangat
mewarnai tampilan visual dari kota yang bersangkutan. Bentuk dan jenisnyapun bisa bermacam-macam; billboard, baliho, banner,
bando, neon box, videotron, dan lain sebagainya. Hampir pada setiap sudut kota
, terutama pada jalan-jalan protokol atau jalan-jalan strategis lainnya reklame
ini dapat kita jumpai. Bisa dibayangkan betapa sepi dan
monotonnya suatu kota seandainya tidak dijumpai reklame yang menghiasi
jalan-jalan kotanya. Sisi positif dari reklame ini adalah menambah
kesemarakan kota dan juga dapat sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan asli
daerah (PAD).
Sedangkan sisi negatifnya adalah
karena reklame ini tidak direncanakan sebagai elemen ruang luar yang
merupakan bagian dari arsitektur kota, umumnya asal menempatkan saja, yang pada
akhirnya dapat merusak pemandangan atau estetika kota. Sangat disayangkan
memang, kalau pendekatan yang dilakukayaitu bagaimana sebanyak mungkin
mendapatkan pemasukan bagi PAD, maka kecenderungan yang terjadi adalah asal
menempatkan pada lokasi yang secara ekonomi mungkin menarik dan mudah dilihat
orang, tetapi dengan mengabaikan estetika ruang kota, yang pada akhirnya justru
menimbulkan kesemrawutan pada penampilan visual ruang kota. n untuk menempatkan
reklame ini lebih kepada pendekatan ekonomi, Bnch (1995) dalam bukunya”
Comprehensive City Planning: Introduction and Explanation”, mengatakan bahwa
perancangan kota berkaitan dengan tanggapan inderawi manusia terhadap
lingkungan fisik kota, yaitu ; penampilan visual, kualitas estetika dan
karakter kota .
Shirvani (1985) dalam ” The Urban
Design process ”, bahwa ada 8 (delapan) unsur yang mempengaruhi bentuk fisik
kota : guna lahan, bentuk bangunan, sirkulasi dan perparkiran, ruang terbuka,
jalan dan pedestrian, pendukung kegiatan, reklame dan preservasi. Jelas
sekali dari pendapat 2 (dua) orang ahli diatas, bahwa reklame adalah
merupakan unsur tampilan visual yang cukup penting dalam membentuk karakteSehingga
dari sisi perancangan kota / arsitektur kota, reklame dengan berbagai
bentuknya perlu diatur dan ditata agar terjalin kecocokan lingkungan,
pengurangan dampak visual negatif, mengurangi kompetisi antara reklame dan juga
mencegah kebisingan masyarakat atau warga kota akan tampilan Penampilan visual
reklame pada ruang kota secara langsung dapat memberikan citra atau image
dari ruang kota bersangkutan. Sehingga kalau kesan awal dari para pengunjung
kota akan penampilan visual reklame ini
baik, maka kesan akan karakter ruang kota juga menjadi baik, sebaliknya kalau
kesan awal dari para pengunjung kota akan penampilan visual reklame ini semrawut, maka kesan akan karakter rTentu
menjadi tanggung jawab pemerintah kota untuk dapat membuat ’grand design’ yang
dibuat melalui kajian yang komprehensif, dari berbagai sudut pandang atas
penempatan reklame ini, sehingga pelaksanaannya tidak asal. Penempatan
reklame yang asal atau sporadis penempatannya pada akhirnya akan membuat
’polusi visual’ pada ruang kota atau justru sampai mengganggu keselamatan para
pengguna jalan, tentu saja hal ini tidak dikehendaki oleh kita semua. uang
kota juga menjadi semrawut.isual kotanyar kota. Tentu saja tidak semua jalan
dapat dipasang reklame, pemerintah kota harus jeli. jalan mana saja yang akan
dipasang reklame. Pada lokasi dengan fungsi komersial tinggi dimungkinkan
dilakukan pemasangan reklame, tetapi pada fungsi-fungsi pemerintahan atau
pendidikan pemasangan reklame tentu harus lebih selektif sesuai dengan fungsi
ruang kota yang diwadahi agar tidak menimbulkan kesan yang tidak baik atau
justru berbeda terhadap kawasan. reklame yang dirancang
dengan baik, dengan mempertimbangkan arsitektur kota akan menambah kualitas
tampilan bangunan dan estetika kota serta dapat memberi kejelasan informasi
usaha yang ditampilkan. reklame yang umumnya dilengkapi juga dengan
pencahayaan / lampu dapat menambah penerangan dan kesemarakan pada sudut-sudut
kota, sehingga kota terkesan terang dan ramai.
Tentu saja ini dapat menimbulkan
daya tarik bagi para pengunjung dari luar untuk datang pada kota yang
bersangkutan. Semakin banyak orang yang datang pada suatu kota, tentu saja
sedikit banyak akan dapat meningkatkan aktifitas ekonomi pada kota
tersebut. Jadi tidak tepat sebenarnya kalau merencanakan atau menempatkan
reklame dengan melalui pendekatan ekonomi,
karena yang akan diperoleh hanya pendapatan ( PAD ), sementara tata ruang kota ada kemungkinan semrawut. Yang seharusnya dilakukan adalah menempatkan ekonomi sebagai dampak positif dari pendekatan perancangan kota. Sehingga yang diperoleh disamping pendapatan ( PAD ) adalah juga kondisi teratur dan harmonis pada tata ruang kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar